HADIS RINGKAS UNTUK TAZKIRAH DAN
PENYUCIAN HATI
1-MALU
HANYA KEPADA PERKARA YANG BAIK
Daripada
‘Imran bin Hasin RA berkata, bahawa Rasulullah SAW bersabda:
الحَيَاءُ لَا يَأْتِيْ إِلَّا بِخَيْرِ.
Maksudnya:
Sifat malu itu tidak akan datang melainkan dengan perkara-perkara yang baik.
Al-Bukhari
: 2117
2-JANGAN
MARAH
Daripada
Abi Hurairah RA berkata, Nabi SAW bersabda:
لَا تَغْضَبْ. فَرَدَّدَ
مِرَارًا قَالَ: لَا تَغْضَبْ.
Maksudnya:
Jangan marah, kemudian dia berlalu pergi dan kembali semula serta bertanya hal
yang sama. Lantas, baginda bersabda: Jangan marah.
Al-Bukhari
: 6116
3-MENGHORMATI
UNTUK DIHORMATI
Daripada
Abi Hurairah RA berkata, Rasulullah bersabda:
مَنْ لَا يَرْحَمْ لَا يُرْحَم.
Maksudnya:
Sesiapa yang tidak menghormati (menyayangi) orang lain, tidak akan dihormati
(disayangi).
Al-Bukhari
: 5997
4-JANGAN
SOMBONG
Daripada
Abdullah bin Mas’ud RA berkata, Rasulullah SAW bersabda:
لَا يَدْخُلُ الجَنَّةَ مَنْ كَانَ في قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ
مِنْ كِبْرٍ.
Maksudnya:
Tidak akan masuk syurga sesiapa yang wujud sifat sombong di dalam hatinya
meskipun sebesar zarah.
Muslim :
91
1. Hadis tentang
Menuntut Ilmu
Ada dua pilihan hadis pendek tentang menuntu ilmu,
yaitu:
أُطْلُبُوا الْعِلْمَ مِنَ
الْمَهْدِ اِلىَ اللَّهْدِ
"Utlubul ilma minal mahdi ilal lahdi."
Artinya: “Tuntutlah ilmu dari
buaian sampai ke liang lahat,” (Ibnu Abdil Barr).
dan,
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ
عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
"Tolabul ilmi faridhotun ala kulli muslimin wa
Muslimah."
Artinya: “Menuntut ilmu wajib bagi tiap muslim dan
Muslimah,” (HR. Ibnu Majah).
Baca Juga: 5+ Doa Meminta
Kesembuhan, Insya Allah Diijabah Allah SWT!
2. Hadis Pendek
tentang Keutamaan Mempelajari Alquran
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ
اْلقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
"Khoirukum man ta’allamal qur’aana wa
allamah."
Artinya: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang
mempelajari Alquran dan
mengajarkannya,” (HR. Bukhari no. 5027).
3. Hadis Pendek
tentang Niat
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ
بِالنِّيَّةِ
"Innamal a’malu binniyat."
Artinya: “Sesungguhnya amal itu tergantung
niatnya,” (HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907).
4. Hadis Pendek
tentang Kasih Sayang
مَنْ لَا يَرْحَمْ لَا يُرْحَمْ
Man laa yarham laa yurham."
Artinya: “Barang siapa tidak menyayangi, tidak akan
disayangi,” (HR Muslim).
5. Hadis Pendek
tentang Kebersihan
الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيْمَانِ
"Atthohuru syatrul iman."
Artinya: “Kebersihan itu sebagian dari iman,” (HR
Muslim).
6. Hadis Pendek
tentang Berbuat Baik
كُلُّ مَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ
"Kullu ma’rufin sodaqoh."
Artinya: “Setiap kebaikan adalah sedekah,” (HR Al
Bukhari dan Muslim).
7. Hadis Pendek
tentang Salat
الصلاة عماد الدين
"Assholatu imaduddin."
Artinya: “Salat adalah tiang agama,” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
8. Hadis tentang
Nasihat
الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ
"Addinu nashihah"
Artinya: “Agama adalah nasehat,” (HR. Muslim).
9. Membaca Alquran
الماهر بالقران مع السفرة الكرام
البررة
"Al mahiru bil qur’ani ma’as safarotil qiromil
baroroh."
Artinya: “Orang yang pintar membaca Alquran akan
tinggal bersama Jibril,” (HR. Bukhari Muslim).
10. Hadis tentang
Surga di Bawah Telapak Kaki Ibu
أَلْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ
الْأُمَّهَاتِ
"Al jannatu tahta aqdamil ummahat."
Artinya: “Surga itu ada dibawah telapak kaki
Ibu," (diriwayatkan oleh An-Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad, dan disahihkan oleh
Al-Hakim).
11. Hadis tentang
Senyum
تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيْكَ
صَدَقَةٌ
"Tabassumuka fi wajhi akhika sodaqoh."
Artinya: “Senyum engkau dihadapan saudaramu
adalah sedekah,” (HR at-Tirmidzi (no. 1956), Ibnu
Hibban (no. 474 dan 529) dll, dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, dan
dinyatakan hasan oleh at-Tirmidzi dan syaikh al-Albani dalam “ash-Shahihah”
(no. 572).
12. Hadis Pendek
tentang Meninggalkan Hal yang Tidak Berguna
مِنْ حُسْنِ الْإِسلاَمِ
الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ
"Min husnil islamil mar’i tarquhu maa laa ya’
nih."
Artinya: “Sebagian dari kebaikan Islam, seseorang meninggalkan sesuatu yang
tidak berguna,” (HR. Tirmidzi).
13. Hadis Pendek
tentang Mencintai Sesama Muslim
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى
يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
"Laa yu’minu ahadukum hatta yuhibba liakhihi
maa yuhibba linafsih."
Artinya: “Tidak sempurna iman seseorang, sehingga
dia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri,” (HR. Bukhari, no.
13 dan Muslim, no. 45).
14. Hadis tentang
Silaturahmi
إِتَّقُوْااللهَ وَصِلُوْا
أَرْحَامَكُمْ
"Ittaqulla hawashilu arhamakaum."
Artinya: “Bertaqwalah kepada Allah dan bersilaturrahimlah,” (Hadis Hasan, Riwayat
Ibnu ‘Asakir. Lihat Shahiihul jaami’ no.108).
15. Hadis tentang
Larangan Memutuskan Tali Silaturahmi
لايدخل الجنّة قاطع رحم
"Laa yadkhulul jannatu qoo tiurrahim."
Artinya: “Tidak masuk surga pemutus silaturrahim,” (HR.
Imam Bukhari).
16. Hadis tentang
Anjuran Berkata yang Baik
من كان يؤمن بالله واليوم الاخر
فليقل خيراً أو ليصمت
"Man kaa na yu’minu billahi wal yaumil akhiri
falyaqul khoiron auliyasmut."
Artinya: "Barang siapa yang beriman kepada
Allah dan hari akhirat, maka berkatalah yang baik atau diam,” (HR Bukhari,
Muslim dan Ahmad).
17. Hadis tentang
Memuliakan Tamu
من كان يؤمن بالله واليوم الاخر
فليكرم ضيفه
"Man kaa na yu’minu billahi wal yaumil akhiri
falyukrim dhoifah."
Artinya: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari
akhirat maka hendaklah memuliakan tamu,” (HR. Bukhari).
18. Hadis tentang
Sesama Muslim Bersaudara
الْمُسْلِمُ أَخُوا الْمُسْلِمِ
"Al muslimu akhul muslim."
Artinya: “Muslim itu saudara bagi muslim lainnya,”
(Hadis Sahih Riwayat al-Bukhari: 2262).
19. Hadis tentang
Sabar dan Pemaaf
افضل الايمان الصبر والسماحة
“Afdlotul iimaanisshobru wassamaahaah.”
Artinya: “Iman yang utama adalah sabar dan pemaaf,”
(HR Bukhari dan Ad Dailami).
Baca Juga: Tata Cara dan Doa Sholat Dhuha untuk Melancarkan Rezeki,
Yuk Hafalkan!
20. Hadis tentang
Dosa Lisan
أَكْثَرُ خَطَايَا ابْنِ آدَمَ
فىِ لِسَانِهِ
"Aktsaru khotoyabni aadama fii lisanih."
Artinya: “Kebanyakan dosa anak-anak Adam itu ada pada lisannya,” (HR
ath-Thabraniy, Abu asy-Syaikh dan Ibnu Asakir. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy:
Hasan, lihat Shahih al-Jami’ ash-Shaghir: 1201, Silsilah al-Ahadis
ash-Shahihah: 534 dan al-Adab: 396).
21. Hadis tentang
Orang yang Mulia
اكرم الناس اتقاهم
"Akromunnaasi atqohum."
Artinya: “Orang yang paling mulia di antara kamu
adalah yang paling bertakwa,” (Tafsir Ath Thobari, 21:386).
22. Hadis tentang
Hartamu Milik Ayahmu
أنتَ ومالُكَ لابيك
"Anta wa maaluka li abiika."
Artinya: “Kamu dan hartamu milik ayahmu,” (HR. Ibnu
Majah, no. 2292, dinilai sahih oleh Al-Albani).
23. Hadis tentang
Menunjukkan Jalan kebaikan
الدال على الخير كفاعله
"Addaalu ‘alal khoiri kafaa ‘ilih."
Artinya: “Orang yang menunjukkan jalan
kebaikan, mendapat pahala seperti yang
melakukannya,” (H.R. Muslim no. 1893).
24. Hadis tentang
Kedudukan Agama Islam
الإسلام يعلو ولا يعلى
"Al islaamu ya’lu wa la yu’la."
Artinya: “Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih
tinggi darinya,” (HR. Ad-Daruquthni (III/ 181 no. 3564), tahqiq Syaikh ‘Adil
Ahmad ‘Abdul Maujud dan Syaikh ‘Ali Mu’awwadh, Darul Ma’rifah, th. 1422 H) dan
al-Baihaqy (VI/205) dari Shahabat ‘Aidh bin ‘Amr al-Muzany Radhiyallahu anhu.
Lihat Irwaa-ul Ghalil (V/106 no. 1268) oleh Syaikh al-Albany rahimahullah).
25. Hadis Pendek
tentang Saling Memberi Hadiah
تَهَادُوْا تَحَابُّوْا
"Tahaadu tahabbu."
Artinya: “Saling memberi hadiahlah maka kalian akan
saling mencintai,” (HR Al-Bukhari).
26. Hadis tentang
Dunia Bagi Mu’min dan Kafir
الدنيا سجن لمؤمن وجنة لكافر
"Ad dunya sijnul mukmin wa jannatul
kafir."
Artinya: “Dunia adalah penjara bagi mu’min dan
surga bagi orang kafir,” (HR. Muslim).
27. Hadis tentang
Berterima Kasih Kepada Manusia
مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ لَا
يَشْكُرُ اللَّهَ
"Manla yasykurinnasa laa yasykurillah."
Artinya: “Barangsiapa yang tidak bersyukur kepada manusia, berarti tidak
bersyukur kepada Allah,” (H.R Ahmad dan Baihaqi).
28. Hadis tentang
Menjaga Kehormatan Mukmin
المؤمن مرآة المؤمن
"Al mu’minu mir’a tul mu’min."
Artinya “Mu’min itu cermin bagi mu’min lainnya,”
(HR. Abu Dawud, dihasankan oleh Al-Albani).
29. Hadis tentang Masjid
adalah Rumah Orang Beriman
المسجد بيت كل موءمن
“Al masjidu baitu kulli mu’min."
Artinya: “Masjid adalah rumah tiap mu’min,"
(Hadis Hasan, Riwayat Abu Nu’aim dalam kitab al-Hilyah, Lihat Shahiihul jaami’
no. 6702).
30. Hadis Pendek
tentang Malu
ان خلق الإسلام الحياء
"An khulaqol islaama haya."
Artinya: “Sesungguhnya sebagian akhlaq Islam adalah
rasa malu,” (Hadis dari Anas Bin Malik radiyallahu'anhu).
31. Hadis tentang
Malu Sebagian dari Iman
اَلْحَيَاءُ مِنَ الْإِيْمَانِ
"Al haya’u minal iiman."
Artinya: “Malu adalah sebagian dari iman,” (HR.
Bukhari dan Muslim).
32. Hadis tentang
Iman dan Akhlak
اكمل المؤمنين ايمانا احسنهم
خلقا
"Akmalul mu’miniina iimaanan ahsanuhum
khuluqoo."
Artinya: “Orang yang sempurna imannya adalah yang
paling baik akhlaknya,” (HR. Muslim).
33. Hadis tentang
Pencela
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةُ
نَمَّامٌ
"Laa yadkhulul jannatu nammam."
Artinya: “Tidak masuk surga orang yang suka
mencela,” (HR Muslim).
34. Hadis tentang
Allah SWT Suka Hal yang Indah
إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ
الْجَمَالَ
"Innallaha jamiilun yuhibbuljamaal."
Artinya: “Sesungguhnya Allah itu indah dan
mencintai keindahan,” (HSR Muslim (no. 91).
35. Hadis tentang
Tobat
الندم توبة
"An nadamu taubah."
Artinya: “Menyesal itu adalah tobat,” (HR Abu Dawud & Hakim).
36. Hadis tentang
Duduk Dekat Rasulullah di Surga
اقربكم منى مجلسا يوم القيامة
احسنكم خلقا
"Aqrobukum minni majlisan yaumal qiyamati
ahsanukum khuluqoo."
Artinya: “Orang yang paling dekat denganku di surga
adalah yang paling baik akhlaknya,” (HR. Tirmidzi no. 1941. Dinilai hasan oleh
Al-Albani dalam Shahih Al-Jaami’ no. 2201).
37. Hadis tentang
Tidak Menyakiti Mukmin
سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ
وَقِتَالُهُ كُفْرٌ
"Sibaabul muslimi fusuuqun wa qitaaluhu
kufr."
Artinya: “Mencaci seorang muslim adalah kefasikan
dan membunuhnya adalah kekufuran,” (diriwayatkan oleh Imam Bukhari (6044) dan
Imam Muslim (64) dari jalur Zubaid bin al-Hāriṡ al-Yāmi al-Kūfi, dari Abu
al-Wa`il al-Kūfi, dari Abdullah bin Mas’ud, dari Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi
wasallam).
38. Hadis tentang
Tobat Membersihkan Dosa
التائب من الذنب كمن لا ذنب له
"Attaaibu minadz dzanbi kaman laa dzanba
lahu."
Artinya: “Siapa bertaubat dari dosanya, seperti
orang tak berdosa,” (Hadis diriwayatkan oleh Ibnu Majah, dan Thabrani dan
keduanya dari riwayat Abi Ubaidah bin Abdullah bin Mas'ud dari bapaknya. Dan ia
tidak mendengar darinya. Dan para perawi Thabrani adalah sahih).
39. Hadis tentang
Kalimat Thoyyibah
الكلمة الطيبة صدقة
"Al kalimatut thoyyibatu sodaqoh."
Artinya: “Berkata-kata baik adalah shadaqoh,” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim).
40. Hadis tentang
Jangan Suka Marah
لا تغضب ولك الجنة
"Laa taghdob walakal Jannah."
Artinya: “Janganlah kamu suka marah, maka bagimu
surga,” (HR Ath-Thabrani).
41. Hadis tentang
Rasa Ragu
دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَا
لَا يَرِيْبُكَ
“Da’maa yariibuka ila maa yariibuka.”
Artinya: “Tinggalkan apa yang engkau ragukan dan
kerjakan apa yang engkau tidak ragu,” (HR. Tirmidzi dan An Nasa’i, dan Tirmidzi
mengatakan: hadis hasan shahih).
42. Hadis tentang
Memilih Teman
الرَّجُلُ عَلَى
دِيْنِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Arrajulu ‘ala diini khalilii fal yandzhur ahadukum
man yukhalil.”
Artinya: “Seseorang itu tergantung pada agama
temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan
siapa yang dia jadikan teman,” (Hadis hasan, diriwayatkan oleh Tirmiżi).
43. Hadis tentang
Berharap
اِنَّ لَكَ مَا احْتَسَبْتَ
“Innalaka mah-tasabta!”
Artinya: “Sungguh bagimu apa yang engkau harapkan!”
(Shahih: Muslim 663).
44. Hadis tentang
Ilmu
قيِّدُوا العِلمَ بالكِتابِ
“Qayyidul ‘ilmaa bil kitabi.”
Artinya: “Jagalah ilmu dengan menulis,” (Shahih Al-Jami’, no.4434. Syaikh
Al-Albani mengatakan bahwa hadis ini sahih).
45. Hadis tentang
Silaturahmi dan Rezeki
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ
فِي رِزْقِهِ وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَليَصِلْ رَحِمَهُ
“Man ahabba ayyubsatha lahu firrizqihi, wa anyunsa’
a lahu fii atsrihi fal yashil rahimahu.”
Artinya: “Barang siapa yang ingin diluaskan
rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia
menyambung silaturahim,” (Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhori).
Baca Juga: 114 Daftar Surah Alquran dan Artinya serta Keutamaan
Membaca Alquran yang Wajib Dipahami
Beberapa hadis pendek ini akan mudah dihafal oleh
Si Kecil. Berikan pemahaman tentang maknanya yang penuh nilai-nilai baik
kehidupan.
BEBERAPA
HADIS PILIHAN BUAT TAZKIRAH
نَضَّرَ اللهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا
حَدِيْثًا فَبَلَّغَهُ ﴿رواه
أحمد وأبو داود والترمذي وغيرهم وصححه الألباني﴾
"Allah membuat cerah (muka) seorang yang
mendengarkan (hadits) dari kami, kemudian menyampaikannya." (Hadits
Shahih, HR. Ahmad, Abu Dawud)
1. Ilmu
Tanpa Kedatangan Makna Ke Dalam Diri
عن علي بن أبي طالب قال: لاَ خَيْرَ فِي
عِبَادَةٍ لاَ فِقْهَ فِيهَا، وَلاَ فِي قِرَاءَةِ لاَ تَدَبُّرَ فِيهَا، وَلاَ
فِي عِلْمٍ لاَ تَفَهُّمْ.
Sayyidina
Ali (r.a) berkata, "tidak ada kebaikan dalam ibadat tanpa
feqh padanya, dan tidak dalam pembacaan tanpa 'memerhatikan kandungannya'
(tadabbur), dan tidak dalam ilmu tanpa memahaminya".
- Memperolehi
natijah kedatangan makna ke dalam diri daripada apa sahaja yang kita
lakukan akan mempertingkatkan kita ke suatu maqam melebihi orang-orang
lain. Justeru, ikhtiarkan agar apa sahaja yang kita
lakukan ianya memberi makna dan mendatangkan kebaikan pada diri.
2. Kembali merujuk Sumber Asli Agama:
Al-Qur'an & As-sunnah
فَإِنّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى
اخْتِلاَفاً كَثِيراً، فَعَلَيْكُم بِسُنّتِي وَسُنّةِ الْخُلَفَاء الرّاشِدِينَ
المَهْدِيّينَ تَمَسّكُوا بِهَا، وَعَضّوا عَلَيْهَا بِالنّوَاجِذِ، وَإِيّاكُمْ
وَمُحْدَثَاتِ الأمُورِ، فَإِنّ كُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكلّ بِدْعَةٍ
ضَلاَلَة.ٌ
"Sesungguhnya sesiapa yang hidup
selepasku akan melihat perselisihan yang banyak. Maka hendaklah
kalian berpegang kepada sunnahku dan sunnah al-khulafa al-Rasyidin al-Mahdiyyin
(mendapat petunjuk). Berpeganglah dengannya dan gigitlah ia
dengan gigi geraham. Jauhilah kamu perkara-perkara yang diada-adakan
(dalam agama) kerana setiap yang diada-adakan itu adalah bid'ah dan setiap
bid'ah adalah sesat". Al-hadis oleh Abu Daud, al-Tirmizi
(hadis hasan sahih), Ibn Majah, al-Darimi, Ibn Hibban, al-Hakim (hadis sahih),
dan al_Imam al-Zahabi.
- Mungkin
sangat tepat untuk kita sebarkan hadis ini kepada pelbagai bentuk
pemikiran yang saling bercanggah dewasa ini. Apakah
pelbagai dakwaan mengenai Islam hari ini yang diberi pelbagai warna dan
bentuk asalnya dari nas yang diterima agama (khususnya yang dibawa oleh
fahaman Islam liberal, SiS dan lain-lain)?
- Kita
juga perlu pertingkatkan ilmu untuk beramal dengan mengetahui
sumber-sumber amalan kita.
- Pada
masa yang sama, tidak perlu mempertikaikan amalan-amalan orang lain tanpa
benar-benar memahami kaedah dan
maslahatnya. Jika ada orang mempertikaikan kita, maklumkan
bahawa kita akan cuba mendalaminya tetapi kita juga tidak boleh terus
'bertaqlid' dengan dakwaannya!
3. Kuasailah
Masa!
"قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه
وسلم: "لاَ تَقُومُ السّاعَةُ حَتّى يَتَقَارَبَ الزّمَانُ وَتَكُونَ
السّنَةُ كَالشّهْرِ، وَالشّهْرُ كَالْجُمُعَةِ، وَتَكُونَ الْجُمُعَةُ كَاليَوْمِ،
وَيَكُونَ اليَوْمُ كَالسّاعَةِ، وَتَكُونَ السّاعَةُ كَالضّرْمَةِ
بِالنّارِ ".
Bersabda
Rasulullah s.a.w, Tidak akan terjadi kiamat sehingga masa
menjadi singkat, maka setahun dirasakan seperti sebulan, dan sebulan dirasakan
seperti seminggu, dan seminggu dirasakan seperti sehari, dan sehari dirasakan
seperti sejam dan sejam dirasakan seperti satu pecikan api".
- Masa
sangat pantas berlalu dan tanpa disedari kita semakin tua dan menghampiri
kedatangan maut (meninggalkan dunia yang kita seronok), lebih buruk lagi
bila kita hanya tersedar masa maut menjemput ajal.
- Seperti
putaran ganas (vicious circle), Masa Sudah Menguasai Kita, Buka Kita Yang
Menguasai Masa (sebahagian besar aktiviti kita ditentukan oleh kesibukan
yang tidak ada habisnya)!
- Memang
tidak mudah menguasai masa (jika tidak, tidak berlambaklah buku pengurusan
masa di pasaran).
- Salah
satu pra-syarat penting pengurusan masa yang berkesan adalah memiliki
kekuatan dan kejelasan destinasi. Apa yang kita hendak
jadi untuk suatu masa nanti; ibadat kita kepada Allah, pengorbanan kita
kepada perjuangan di jalanNya, peranan kita dalam pendidikan keluarga,
keilmuan kita, dan sebagainya.
- Keluarlah
dari 'putaran ganas' beberapa ketika, binalah modus operadi kepada
pengurusan hala tuju yang mendapat keredhaan Allah (dengan memberi saham
secukupnya).
4. Ganjaran
Ketinggian darjat Pejuang Agama
قَالَ إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ
أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِهِ كُلُّ دَرَجَتَيْنِ مَا
بَيْنَهُمَا كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
Sabda
Rasulullah s.a.w, Sesungguhnya di dalam Syurga terdapat seratus darjat yang
disediakan Allah kepada pejuang-pejuang di jalanNya. Setiap
antara dua darjat seumpama antara langit dan bumi.
- Sesungguhnya
sungguh besar ganjaran kepada mereka yang bekerja di jalan Allah.
- Walaupun
kita kerap mengatakan terdapat banyak cara untuk kita menjadi hamba Allah
yang diredhaiNya, namun setiap cara tersebut mempunyai nilai yang berbeza
antara satu sama lain.
- Sudah
tentu berbeza antara orang yang berkorban menginfak dirinya sepenuh masa
di jalan Allah dengan orang yang bekerja di pejabat
kerajaan. (juga sebagai satu sanggahan untuk mudah-mudah
kita mengatakan orang yang membuat lebuh-raya juga menjalankan jihad yang
besar)
- Justeru,
setiap kita perlu perlu cari jalan untuk pertingkatkan darjat
(bimbang-bimbang darjat terendah pun kita tidak mampu mendapatnya).
5. Pejuang
Islam Akan Dipandang Pelik
بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيباً وَسَيَعُودُ
كَمَا بَدَأَ غَرِيباً، فَطُوبىَ لِلْغُرَبَاءِ
Islam itu
bermula dengan asing dan ianya akan berakhir dengan
asing. Maka untunglah orang yang 'asing' itu.
- Ini
adalah sunnah perjuangan. Tidak mudah untuk terus
berjuang kecuali orang-orang yang menyakini risalah yang dibawanya –
risalah yang benar.
6. Kasihanilah
semua orang
اِرْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ
فِي السَّمَاءِ
Kasihanilah
kamu orang yang ada di bumi, agar kasih pula kepada engkau tuhan yang di
langit. - hadis Abu Daud dan Tarmizi
- Dai
yang baik seharusnya bermula dengan rasa kasih kepada semua orang dan
insyaAllah Allah akan mengasihi kita semua.
- Alangkah
indahnya Islam itu kepada orang-ramai jika hadis ini diamalkan.
7. Adab
Menuntut Ilmu
لا تتعلموا العلم لتباهوا به العلماء ولتماروا به
السفهاء ولتصرفوا به وجوه الناس إليكم فمن فعل ذلك فهو في النار. حديث الحافظ
العراقي
Janganlah
menuntut ilmu untuk berdebat dengan para ulama. Dan (janganlah
menuntut ilmu) untuk memperlekehkan orang yang jahil. Dan (janganlah
menuntut ilmu) untuk memalingkan orang kepada mu (menunjukkan
kehebatanmu). Maka barangsiapa melakukan demikian, maka di
dalam nerakalah (tempatnya).
- Ramai
yang merasa menuntut ilmu tidak perlu kesungguhan kerana melihat ramai
juga yang berilmu tetapi menjadi sombong – insyaAllah kalau ada hadis
seumpama ini ilmu kita akan sangat berfaedah kepada kita.
8. Segala-galanya
Bermula di hati
"إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى
أَجْسَادِكُمُ وَلاَ إِلَىَ صُوَرِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَىَ
قُلُوبِكُمْ"
"Sesungguhnya
Allah ta'ala itu tidak melihat kepada tubuh-tubuh kamu, tidak pula kepada
bentuk rupamu, tetapi Dia melihat kepada hati-hatimu sekalian" – sahih
Muslim.
9. Apakah
Kita Sudah Benar-Benar Ikhlas?
مِنْ رَسُولُ اللّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ:
سَمِعْتُ رَسُولُ اللّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: "ان أَوَّلَ النّاسِ
يُقْضَى لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثَلاَثَةٌ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ فَأُتِيَ بِهِ
فَعَرّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: قَاتَلْتُ
فِيكَ حَتّى اسْتُشْهِدْتُ قَالَ: كَذَبْتَ وَلَكِنّكَ قَاتَلْتَ لِيُقَالَ
فُلاَنٌ جَرِيءٌ فَقَدْ قِيلَ ثُمّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتّى
أُلْقِيَ فِي النّارِ وَرَجُلٌ تَعَلّمَ الْعِلْمَ وَعَلّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ
فَأُتِيَ بِهِ فَعَرّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟
قَالَ: تَعَلّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ قَالَ:
كَذَبْتَ وَلَكِنّكَ تَعَلّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ عَالِمٌ وَقَرَأْتَ
الْقُرْآنَ لِيُقَالَ قَارِىءٌ فَقَدْ قِيلَ ثُمّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى
وَجْهِهِ حَتّى أُلْقِيَ فِي النّارِ وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللّهُ عَلَيْهِ
وَأَعْطَاهُ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرّفَهُ نِعَمَهُ
فَعَرَفَهَا فَقَالَ: مَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيلٍ
تُحِبّ". قَالَ أَبُو عَبْدِ الرّحْمَنِ: وَلَمْ أَفْهَمْ تُحِبّ "كَمَا
أَرَدْتُ أَنْ يُنْفَقَ فِيهَا إلاّ أَنْفَقْتُ فِيهَا لَكَ قَالَ: كَذَبْتَ
وَلَكِنْ لِيُقَالَ إنّهُ جَوَادٌ فَقَدْ قِيلَ ثُمّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى
وَجْهِهِ فَأُلْقِيَ فِي النّارِ ".
Dari Abu
Hurairah (r.a) beliau berkata: aku mendengar Rasulullah s.a.w bersabda:
"Manusia
yang pertama diadili di hari kiamat ialah seorang lelaki mati
syahid. Dia dibawa (mengadap Allah) dan Allah
memperkenalkannya kepadanya akan kurniaNya dan dia akan mengenalinya
(kurniaan-kurniaan). Allah mengatakan kepadanya, Apakah yang telah
kamu lakukan tentangnya? Jawabnya: aku telah
berjuang untuk Engkau sehingga aku syahid. Allah mengatakan
kepadanya: engkau dusta, tetapi engkau sebenarnya berjuang supaya dikatakan
orang perkasa dan orang telahpun mengatakan demikian. Kemudian
diperintahkan supaya diheret atas mukanya sehingga dicampakkan ke dalam neraka.
Dan orang
yang lain seorang lelaki yang mempelajari ilmu (agama) dan mengajarkannya serta
dia membaca al-Qur'an. Dia dibawa (mengadap Allah) dan Allah
memperkenalkan kepadanya akan kurniaNya dan dia akan mengenalinya
(kurniaan-kurniaan). Allah mengatakan kepadanya, Apakah yang
telah kamu lakukan tentangnya? Dia menjawab: saya telah
mempelajari ilmu dan mengajarkannya dan saya membaca al-Qur'an untuk
engkau. Allah mengatakan: kamu dusta, tetapi sebenarnya kamu
mempelajari ilmu supaya dikatakan orang alim dan engkau membaca al-Qur'an untuk
dikatakan, dia itu qari', dan orang telahpun berkata
demikian. Kemudian diperintahkan supaya diheret atas mukanya
sehingga dicampakkan ke dalam neraka.
Dan
(seorang lain) orang yang Allah berikan segala jenis harta
kepadanya. Dia dibawa (mengadap Allah) dan Allah
memperkenalkan kepadanya akan kurniaNya dan dia mengenalinya
(kurnia-kurniaanNya). Allah mengatakan kepadanya, Apakah yang
telah kamu lakukan tentangnya? Dia menjawab: saya tidak
meninggalkan apa jua jalan yang Engkau suka dibelanjakan padanya kecuali saya
belanjakan padanya untuk Engkau. Allah mengatakan: Engkau
dusta, tetapi sebenarnya engkau lakukan itu supaya dikatakan dia itu pemurah,
dan orang telahpun berkata demikian. Kemudian diperintahkan supaya
diheret atas mukanya sehingga dicampakkan ke dalam neraka.
Hadis
Muslim, Tarmizi, Nasa'i.
Hati bersih
hidup bahagia.
1 . Jangan
cari salah orang. Salah sendiri banyak pun kita tidak sedar.
2 . Jangan
hina orang . Allah tidak pernah hina kita.
3 . Jangan
buka aib orang . Allah simpan aib kita sampai hari akhirat.
4 . Jangan
perlekehkan orang . Allah hargai setiap usaha hambaNya.
5 . Jangan
mengata orang . Mana tahu masa depan orang yang kita kata itulah yang akan
menolong kita dalam kesusahan.
6 . Jangan
sakitkan hati orang . Doa orang yang teraniaya itu makbul.
7 . Jangan
bangga dengan amal ibadah kita . Hanya Allah yang tahu amal tersebut diterima
atau tidak.
8 . Jangan
sombong dengan apa yg kita ada . Allah boleh tarik bila-bila masa.
9 . Jangan
bandingkan orang lain dengan kita . Allah bagi rezeki setiap orang itu berbeza.
10 . Jangan
sedih dengan kekurangan kita . Allah tahu apa yang terbaik untuk hambaNya.
Renung-renungkan
dan sama-sama kita muhasabah diri.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan