Segala
puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Shalawat dan salam
semoga selalu tercurah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
para sahabat dan seluruh kaum muslimin yang senantiasa berpegang teguh pada
sunnah Beliau sampai hari kiamat.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
يُحْشَرُ النَّاسُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً
“Manusia akan dikumpulkan pada hari Kiamat dalam keadaan tidak
beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no.
5102 dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha).
Demikianlah
keadaan manusia tatkala bertemu dengan Allah Ta’ala di Padang
Mahsyar dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan.
Meskipun demikian, akhirnya mereka diberi pakaian juga. Dan manusia yang
pertama kali diberi pakaian adalah Nabi Ibrahim‘alaihis salam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ أَوَّلَ مَنْ
يُكْسَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِبْرَاهِيْمُ
“Sesungguhnya orang pertama yang diberi pakaian pada hari Kiamat
adalah Nabi Ibrahim.”(Hadits shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 4371).
Adapun
pakaian yang dikenakannya ketika itu adalah pakaian yang dikenakan ketika mati.
Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Aku
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اَلْمَيِّتُ يُبْعَثُ
فِيْ ثِيَابِهِ الَّتِيْ يَمُوْتُ فِيْهَا
“Mayit akan dibangkitkan dengan pakaian yang dikenakannya ketika
mati.” (Diriwayatkan
oleh Abu Dawud dan Ibnu Hibban dalam Shahih-nya. Hadits ini dinilai shahih oleh
al-Albani dalamShohiih at-Targhib wat-Tarhib, no. 3575)
Mu’adz
bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, tatkala hendak menguburkan jenazah
ibunya, beliau meminta agar jenazah ibunya dikafani dengan pakaian yang baru.
Beliau mengatakan, “Perbaguskanlah kafan jenazah kalian, karena sesungguhnya
mereka akan dibangkitkan dengan (memakai) pakaian itu.” (Fat-hul Bari Syarah
Shahih al-Bukhari, 11/383).
Bagaimana Manusia Digiring Ke Padang Mahsyar?
Manusia
digiring ke Padang Mahsyar dengan berbagai kondisi yang berbeda sesuai dengan
amalnya. Ada yang digiring dengan berjalan kaki, sebagaimana dikabarkan oleh
Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِنَّكُمْ مُلاَقُو
اللهِ حُفَاةً عُرَاةً مُشَاةً غُرْلاً
“Sesungguhnya kalian akan menjumpai Allah dalam keadaan tidak
beralas kaki, tidak berpakaian, berjalan kaki, dan belum dikhitan.” (Hadits shahih. Diriwayat-kan oleh
al-Bukhari, no. 6043)
Ada
juga yang berkendaraan. Namun tidak sedikit yang diseret di atas wajah-wajah
mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّكُمْ تُحْشَرُوْنَ
رِجَالاً وَرُكْبَانًا وَتُجَرُّوْنَ عَلَى وُجُوْهِكُمْ
“Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan (ke Padang Mahsyar) dalam
keadaan berjalan, dan (ada juga yang) berkendaraan, serta (ada juga yang)
diseret di atas wajah-wajah kalian.” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, dan
beliau mengatakan, “Hadits hasan.” Hadits ini dinilai hasan oleh al-Albani
dalam Shahiih at-Targhib wat-Tarhib, no. 3582).
Abu
Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa ada
seseorang berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
يَا رَسُولَ اللهِ
كَيْفَ يُحْشَرُ الْكَافِرُ عَلَى وَجْهِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟ قَالَ: أَلَيْسَ
الَّذِي أَمْشَاهُ عَلَى رِجْلَيْهِ فِي الدُّنْيَا قَادِرًا عَلَى أَنْ
يُمْشِيَهُ عَلَى وَجْهِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟!
“Wahai Rasulullah, bagaimana bisa orang kafir digiring di atas
wajah mereka pada hari Kiamat?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab: “Bukankah Rabb yang membuat seseorang berjalan di atas kedua kakinya
di dunia, mampu untuk membuatnya berjalan di atas wajahnya pada hari Kiamat?!” Qatadah mengatakan, “Benar, demi
kemuliaan Rabb kami.” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6042
dan Muslim, no. 5020).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan tanah di Padang Mahsyar adalah tanah yang rata, belum ditempati seorangpun. Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى أَرْضٍ بَيْضَاءَ عَفْرَاءَ كَقُرْصَةِ النَقِيِّ لَيْسَ فِيْهَا عَلَمٌ لأَحَدٍ رواه مسلم وفي رواية البخاري: قَالَ سَهْلٌ أَوْ غَيْرُهُ: لَيْسَ فِيهَا مَعْلَمٌ لِأَحَدٍ
Pada hari Kiamat, manusia dikumpulkan di atas tanah yang rata seperti roti putih yang bundar dan pipih; tidak ada tanda untuk seorangpun. [HR Muslim. Dan dalam riwayat al Bukhari: Sahl atau yang lainnya berkata : "Tidak ada tanda bekas bagi seorangpun"].
Ketika Matahari Didekatkan Dengan Jarak Satu Mil
Kaum
muslimin yang kami muliakan, ketika manusia dikumpulkan di padang Mahsyar,
matahari didekatkan sejauh satu mil dari mereka, sehingga manusia berkeringat,
hingga keringat tersebut menenggelamkan mereka sesuai dengan amalan
masing-masing ketika di dunia.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
تُدْنَى الشَّمْسُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُوْنَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيْلٍ،
قَالَ سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ : فَوَاللهِ، مَا أَدْرِي مَا يَعْنِي بِالْمِيْلِ
أَمَسَافَةَ اْلأَرْضِ أَمْ الْمِيْلَ الَّذِي تُكْتَحَلُ بِهِ الْعَيْنُ، قَالَ :
فَيَكُوْنُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِي الْعَرَقِ فَمِنْهُمْ مَنْ
يَكُوْنُ إِلَى كَعْبَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ،
وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى حَقْوَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ
إِلْجَامًا، وَأَشَارَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ
إِلَى فِيْهِ
“Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk
hingga tinggal sejauh satu mil.” –Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi Allah,
aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan,
atau alat yang dipakai untuk bercelak mata?” Nabishallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya
sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya). Di antara mereka ada
yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan
ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya.” Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallammemberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut
beliau.” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2864)
Syaikh
Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan,
“Jarak satu mil ini, baik satu mil yang biasa atau mil alat celak, semuanya
dekat. Apabila sedemikian rupa panasnya matahari di dunia, padahal jarak antara
kita dengannya sangat jauh, maka bagaimana jika matahari tersebut berada satu
mil di atas kepala kita?!” (Syarah al-‘Aqidah al-Wasithiyyah, 2/134).
Jika
matahari di dunia ini didekatkan ke bumi dengan jarak 1 mil, niscaya bumi akan
terbakar. Bagaimana mungkin di akherat kelak matahari didekatkan dengan jarak 1
mil namun makhluk tidak terbakar?
Syaikh
Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan bahwa
pada hari Kiamat kelak tatkala manusia dikumpulkan di padang mahsyar, kekuatan
mereka tidaklah sama dengan kekuatan mereka ketika hidup di dunia. Akan tetapi
mereka lebih kuat dan lebih tahan. Seandainya manusia sekarang ini berdiri
selama 50 hari di bawah terik matahari tanpa naungan, tanpa makan, dan tanpa
minum, niscaya mereka tidak mungkin mampu melakukannya, bahkan mereka akan
binasa. Namun pada hari Kiamat kelak, mereka mampu berdiri selama 50 tahun
tanpa makan, tanpa minum, dan tanpa naungan, kecuali beberapa golongan yang
dinaungi AllahTa’ala. Mereka juga mampu menyaksikan kengerian-kengerian
yang terjadi. Perhatikanlah keadaan penghuni Neraka yang disiksa (dengan begitu
kerasnya), namun mereka tidak binasa karenanya. Allah Ta’ala berfirman:
كُلَّمَا نَضِجَتْ
جُلُوْدُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُوْدًا غَيْرَهَا لِيَذُوْقُوا الْعَذَابَ (56)
“Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan
kulit yang lain, supaya mereka merasakan adzab.” (An-Nisa': 56). (Syarah Al-‘Aqidah
Al-Wasithiyyah, 2/135)
Hingga manusia bercucuran keringat dan keringatnya
menenggelamkan mereka. Ada yang hanya mencapai kedua mata kakinya. Ada yang
sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang
keringatnya menenggelamkan mulutnya. Bahkan sampai ada yang keringatnya
melampaui kepalanya, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Uqbah bin 'Amir yang
berbunyi:
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يقول تَدْنُو الشَّمْسُ مِنَ الأَرْضِ فَيَعْرَقُ النَّاسُ فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَبْلُغُ عَرَقُهُ عَقِبَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَبْلُغُ [إِلَى ] نِصْفَ السَّاقِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَبْلُغُ إٍلَى رُكْبَتَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَبْلُغُ إِلَى الْعَجْزِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَبْلُغُ الْخَاصِرَةَ وَمِنْهُمْ مَنْ يَبْلُغُ مَنْكِبَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَبْلُغُ عُنُقَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَبْلُغُ إِلَى وَسَطِ فِيْهِ -وَأَشَارَ بِيَدِهِ أَلْجَمَهَا فَاهُ رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُشِيْرُ هَكَذَا- وَمِنْهُمْ مَنْ يُغَطِّيْهِ عَرَقُهُ وَضَرَبَ بِيَدِهِ إِشَارَةً وَأَمَرَ يَدَهُ فَوْقَ رَأْسِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يُصِيْبَ الرَّأْسَ , دَوَّرَ رَاحَتَهِ يَمِيْنًا وَشِمَالاً رواه أحمد والطبراني وابن حبان في صحيحه والحاكم وقال صحيح الإسناد
Dari 'Uqbah bin 'Amir Radhiyallahu anhu , ia berkata : Aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Matahari mendekat dari bumi, lalu manusia berkeringat. Di antara manusia ada yang keringatnya mencapai tumitnya, ada yang mencapai setengah betisnya, ada yang mencapai kedua lututnya, ada yang mencapai pantatnya, ada yang mencapai lambungnya, ada juga yang mencapai kedua bahunya, ada yang mencapai lehernya, dan ada yang mencapai tengah mulutnya –beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan dengan tangannya memenuhi mulutnya, (dan) aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan demikian- serta ada di antara mereka yang keringatnya menenggelamkannya". Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memukul dengan tangannya sebagai isyarat dan meletakkan tangannya di atas kepalanya tanpa menyentuh kepala. Beliau memutar telapak tangannya ke kanan dan ke kiri. [HR Ahmad, ath Thabrani, dan Ibnu Hiban dalam Shahih-nya, serta al Hakim dan beliau berkata : "Shahih sanadnya". Hadits ini dishahihkan al Albani, dan beliau berkata : "Adz Dzahabi menyepakatinya dalam kitab at Talkhish, dan ini lafazh al Hakim". [Lihat Shahih at Targhib wat-Tarhib, hadits no 3588].
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يقول تَدْنُو الشَّمْسُ مِنَ الأَرْضِ فَيَعْرَقُ النَّاسُ فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَبْلُغُ عَرَقُهُ عَقِبَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَبْلُغُ [إِلَى ] نِصْفَ السَّاقِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَبْلُغُ إٍلَى رُكْبَتَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَبْلُغُ إِلَى الْعَجْزِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَبْلُغُ الْخَاصِرَةَ وَمِنْهُمْ مَنْ يَبْلُغُ مَنْكِبَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَبْلُغُ عُنُقَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَبْلُغُ إِلَى وَسَطِ فِيْهِ -وَأَشَارَ بِيَدِهِ أَلْجَمَهَا فَاهُ رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُشِيْرُ هَكَذَا- وَمِنْهُمْ مَنْ يُغَطِّيْهِ عَرَقُهُ وَضَرَبَ بِيَدِهِ إِشَارَةً وَأَمَرَ يَدَهُ فَوْقَ رَأْسِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يُصِيْبَ الرَّأْسَ , دَوَّرَ رَاحَتَهِ يَمِيْنًا وَشِمَالاً رواه أحمد والطبراني وابن حبان في صحيحه والحاكم وقال صحيح الإسناد
Dari 'Uqbah bin 'Amir Radhiyallahu anhu , ia berkata : Aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Matahari mendekat dari bumi, lalu manusia berkeringat. Di antara manusia ada yang keringatnya mencapai tumitnya, ada yang mencapai setengah betisnya, ada yang mencapai kedua lututnya, ada yang mencapai pantatnya, ada yang mencapai lambungnya, ada juga yang mencapai kedua bahunya, ada yang mencapai lehernya, dan ada yang mencapai tengah mulutnya –beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan dengan tangannya memenuhi mulutnya, (dan) aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan demikian- serta ada di antara mereka yang keringatnya menenggelamkannya". Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memukul dengan tangannya sebagai isyarat dan meletakkan tangannya di atas kepalanya tanpa menyentuh kepala. Beliau memutar telapak tangannya ke kanan dan ke kiri. [HR Ahmad, ath Thabrani, dan Ibnu Hiban dalam Shahih-nya, serta al Hakim dan beliau berkata : "Shahih sanadnya". Hadits ini dishahihkan al Albani, dan beliau berkata : "Adz Dzahabi menyepakatinya dalam kitab at Talkhish, dan ini lafazh al Hakim". [Lihat Shahih at Targhib wat-Tarhib, hadits no 3588].
Golongan Yang Akan Mendapatkan Naungan ‘Arsy
Allah Ta’ala
Pada
hari yang sangat panas itu, Allah Ta’ala akan memberikan
naungan kepada sebagian hamba pilihan-Nya. Tidak ada naungan pada hari itu
kecuali naungan-Nya semata. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
(yang artinya): “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dengan
naungan ‘Arsy-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Nya semata.
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ
اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ: اْلإِمَامُ الْعَادِلُ،
وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي
الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا
عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ:
إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ
مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dengan naungan
‘Arsy-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Nya semata.
1. Imam (pemimpin) yang adil.
1. Imam (pemimpin) yang adil.
2. Pemuda
yang tumbuh besar dalam beribadah kepada Rabbnya.
3. Seseorang yang hatinya senantiasa terpaut pada masjid.
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah,
dimana keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah.
5. Dan seorang laki-laki yang diajak (berzina) oleh seorang
wanita yang berkedudukan lagi cantik rupawan, lalu ia mengatakan: “Sungguh aku
takut kepada Allah.”
6. Seseorang yang bershodaqoh lalu merahasiakannya sehingga
tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya.
7. Dan orang yang berdzikir kepada Allah di
waktu sunyi, lalu berlinanglah air matanya.” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari,
II/143 – Fat-h, dan Muslim, no. 1031).
Golongan
lain yang mendapatkan naungan Allah Ta’ala adalah orang yang
memberi kelonggaran kepada orang yang kesulitan membayar hutang kepadanya atau
memutihkan hutang darinya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَنْظَرَ
مُعْسِرًا أَوْ وَضَعَ عَنْهُ أَظَلَّهُ اللهُ فِي ظِلِّهِ
“Barangsiapa yang memberi kelonggaran kepada orang yang sedang
kesulitan membayar hutang atau memutihkan hutang orang tersebut, niscaya Allah
akan menaunginya dalam naungan Arsy-Nya (pada hari Kiamat).” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh
Muslim, no. 3006)
Lamanya Dikumpulkan
Seluruh manusia akan dikumpulkan di Padang Mahsyar dalam keadaan berdiri selama empat puluh tahun, sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya :
يَجْمَعُ اللهُ الأَوَّلِيْنَ وَالآخِرِيْنَ لِمِيْقَاتِ يَوْمٍ مَعْلُوْمٍ قِيَامًا أَرْبَعِيْنَ سَنَةً شَاخِصَةً أََبْصَارُهُمْ [إِلَى السَمَاءِ] يَنْتَظِرُوْنَ فَصْلَ الْقَضَاءِ رواه ابن أبي الدنيا والطبراني
Allah mengumpulkan semua manusia dari yang pertama sampai yang terakhir pada waktu hari tertentu dalam keadaan berdiri empat puluh tahun. Pandangan-pandangan mereka menatap (ke langit), menanti pengadilan Allah. [HR Ibnu Abi ad Dunya dan ath Thabrani, dan dishahihkan al Albani. Lihat Shahih at Targhib wat-Tarhib, hadits no.3591].
Meskipun rentang waktu tersebut lama, namun terasa sebentar bagi kaum Mukminin, sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya :
(يَوْمَ يَقُوْمُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِيْنَ) (المطففين 6 ) مِقْدَارَ نِصْفِ يَوْمٍ مِنْ خَمْسِيْنَ أَلْفِ سَنَةٍ فَيَهُوْنُ ذَلِكَ عَلَى الْمُؤْمِنِ كَتَدَلِّي الشَّمْسِ لِلْغُرُوْبِ إِلَى أَنْ تَغْرُبَ رواه أبو يعلى بإسناد صحيح وابن حبان في صحيحه
Tentang firman Allah "(Yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam" –al Muthaffifin/83 ayat 6- seukuran setengah hari dari lima puluh ribu tahun. Yang demikian itu (sangatlah) mudah (ringan) bagi orang mukmin, seperti matahari menjelang terbit sampai terbit. [HR Abu Ya'la dengan sanad shahih, dan Ibnu Hibaan dalam Shahih-nya. Dan dishahihkan al Albani. Lihat Shohih Shahih at Targhib wat-Tarhib, hadits no.3589].
Syafa'at Kubra
Peristiwa di Padang Mahsyar sangatlah dahsyat. Sehingga, setelah mencapai puncaknya, manusia mencari orang yang dapat menjadi pemberi syafa'at, agar Allah mempercepat keputusanNya. Setiap umat mengikuti nabinya. Dijelaskan dalam hadits Ibnu 'Umar yang berbunyi:
إِنَّ النَّاسَ يَصِيرُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ جُثًا كُلُّ أُمَّةٍ تَتْبَعُ نَبِيَّهَا
Sungguh pada hari Kiamat, manusia menjadi berkelompok-kelompok. Setiap umat mengikuti nabi mereka. [HR al Bukhari].
Menusia pun akhirnya berusaha menemui Adam, Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa untuk dapat memintakan syafa'at kepada Allah, tetapi mereka semua menolak, hingga akhirnya manusia menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al Bukhari dan Muslim, dalam hadits yang berbunyi :
Pada hari Kiamat, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengumpulkan seluruh makhluknya, yang pertama sampai terakhir di satu tanah luas yang datar, hingga orang yang memanggil dapat memperdengarkan kepada mereka, dan orang dapat melihat mereka seluruhnya, dan matahari mendekat sehingga manusia mengalami kesusahan dan mencapai kekritisan, yang mereka tidak mampu dan tidak bisa menanggungnya.
Maka sebagian manusia berkata kepada yang lainnya: "Tidakkah kalian melihat keadaan kalian sekarang? Tidakkah kalian melihat yang telah menimpa kalian? Tidakkah kalian mencari orang yang dapat memintakaan syafa'at untuk kalian kepada Allah?"
Sebagian lainnya berkata : "Mari (kita) datangi Adam!" Lalu mereka menemui beliau, dan berkata: "Wahai Adam! Engkau adalah bapak (seluruh) manusia. Allah menciptakanmu dengan tanganNya dan meniupkan kepadamu dari ruh-ruhNya, serta memerintah para malaikat untuk sujud, dan malaikat pun sujud kepadamu. Mintalah kepada Rabb-mu syafaat untuk kami! Tidakkah engkau melihat keadaan kami? Tidakkah engkau lihat sampai sedemikian beratnya (yang menimpa kami)?"
Adam pun menjawab : "Sungguh, Rabb-ku telah murka pada hari ini, dengan kemurkaan yang belum pernah ada yang seperti ini sebelumnya, dan tidak juga setelahnya. Dia telah melarangku dari sebuah pohon, lalu aku langgar. Pergilah kepada Nuh," maka mereka pun menemui Nuh dan berkata : "Wahai Nuh! Engkau adalah rasul pertama (yang Allah utus) di bumi dan Allah menamakanmu hamba yang bersyukur. Maka mintakanlah untuk kami syafa'at kepada Rabb-mu, Tidakkah engkau melihat keadaan kami? Tidakkah engkau lihat sampai sedemikian beratnya (yang menimpa kami)?"
Nuh pun berkata kepada mereka: "Sungguh, Rabb-ku telah murka pada hari ini dengan kemurkaan yang belum pernah ada yang seperti ini sebelumnya, dan tidak juga setelahnya. Sungguh dahulu aku memiliki sebuah doa, yang aku gunakan untuk mendoakan keburukan kepada kaumku. Pergilah kalian kepada Ibrahim!"
Kemudian, mereka pun mendatanginya dan berkata : "Engkau adalah nabi dan kekasih Allah dari penduduk bumi. Maka mintakanlah syafa'at kepada Rabb-mu untuk kami! Tidakkah engkau melihat keadaan kami? Tidakkah engkau lihat sampai sedemikian beratnya (yang menimpa kami)?"
Ibrahim pun berkata kepada mereka : "Sungguh, Rabb-ku telah murka pada hari ini dengan kemurkaan yang belum pernah ada yang seperti ini sebelumnya, dan tidak juga setelahnya," lalu beliau menyampaikan beberapa kedustaannya (dan berkata): "Pergilah menemui selain aku. Pergilah kepada Musa!"
Mereka kemudian mendatangi Musa dan berkata : "Wahai Musa! Engkau adalah rasulullah. Allah memuliakan engkau atas sekalian manusia dengan kerasulan dan pembicaraanNya. Maka mintakanlah syafa'at untuk kami kepada Rabb-mu. Tidakkah engkau melihat keadaan kami? Tidakkah engkau lihat sampai sedemikian beratnya (yang menimpa kami)?"
Musa pun berkata kepada mereka: "Sungguh, Rabb-ku telah murka pada hari ini dengan kemurkaan yang belum pernah ada yang seperti ini sebelumnya, dan tidak juga setelahnya. Sungguh aku pernah membunuh jiwa yang tidak diperintahkan membunuhnya. Pergilah kalian kepada selain aku. Pergilah kepada Isa!"
Mereka pun kemudian menemui Isa dan berkata : Wahai Isa! Engkau adalah rasulullah dan engkau berbicara kepada manusia ketika bayi, dan (engkau adalah) kalimat Allah yang diberikan kepada Maryam, serta ruh dariNya. Maka mintakanlah syafa'at untuk kami kepada Rabb-mu! Tidakkah engkau melihat keadaan kami? Tidakkah engkau lihat sampai sedemikian beratnya (yang menimpa kami)?"
'Isa pun berkata kepada mereka : Sungguh, Rabb-ku telah murka pada hari ini dengan kemurkaan yang belum pernah ada yang seperti ini sebelumnya, dan tidak juga setelahnya". Beliau tidak menyebut satupun dosanya. (Lalu berkata),"Pergilah kepada selain aku. Pergilah kepada Muhammad!"
Lalu mereka menemuiku dan berkata : "Wahai Muhammad! Engkau adalah rasulullah dan penutup para nabi, serta orang yang telah diampuni dosanya yang lalu dan akan dating. Maka mintakanlah syafa'at kepada Rabb-mu untuk kami. Tidakkah engkau melihat keadaan kami? Tidakkah engkau lihat sampai sedemikian beratnya (yang menimpa kami)?"
"Maka aku pun pergi dan datang di bawah Al 'Arsy, lalu bersujud kepada Rabb-ku, kemudian Allah membukakan dan mengilhamkan kepadaku sesuatu dari puja dan pujian indah yang tidak diberikan kepada selain diriku sebelumnya. Kemudian ada yang berkata : 'Wahai Muhammad! Bangunlah! Mintalah, niscaya diberi dan mohonlah syafa'at, niscaya dikabulkan,' maka akupun bangun dan berkata : "Wahai Rabb-ku! Umatku, umatku!'." [HR al Bukhari dan Muslim, dan ini lafazh Muslim].
Setelah itu manusia menghadapi peristiwa lainnya, yaitu berupa pemaparan lembaran amalan, timbangan (mizan) dan lainnya.
Seluruh manusia akan dikumpulkan di Padang Mahsyar dalam keadaan berdiri selama empat puluh tahun, sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya :
يَجْمَعُ اللهُ الأَوَّلِيْنَ وَالآخِرِيْنَ لِمِيْقَاتِ يَوْمٍ مَعْلُوْمٍ قِيَامًا أَرْبَعِيْنَ سَنَةً شَاخِصَةً أََبْصَارُهُمْ [إِلَى السَمَاءِ] يَنْتَظِرُوْنَ فَصْلَ الْقَضَاءِ رواه ابن أبي الدنيا والطبراني
Allah mengumpulkan semua manusia dari yang pertama sampai yang terakhir pada waktu hari tertentu dalam keadaan berdiri empat puluh tahun. Pandangan-pandangan mereka menatap (ke langit), menanti pengadilan Allah. [HR Ibnu Abi ad Dunya dan ath Thabrani, dan dishahihkan al Albani. Lihat Shahih at Targhib wat-Tarhib, hadits no.3591].
Meskipun rentang waktu tersebut lama, namun terasa sebentar bagi kaum Mukminin, sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya :
(يَوْمَ يَقُوْمُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِيْنَ) (المطففين 6 ) مِقْدَارَ نِصْفِ يَوْمٍ مِنْ خَمْسِيْنَ أَلْفِ سَنَةٍ فَيَهُوْنُ ذَلِكَ عَلَى الْمُؤْمِنِ كَتَدَلِّي الشَّمْسِ لِلْغُرُوْبِ إِلَى أَنْ تَغْرُبَ رواه أبو يعلى بإسناد صحيح وابن حبان في صحيحه
Tentang firman Allah "(Yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam" –al Muthaffifin/83 ayat 6- seukuran setengah hari dari lima puluh ribu tahun. Yang demikian itu (sangatlah) mudah (ringan) bagi orang mukmin, seperti matahari menjelang terbit sampai terbit. [HR Abu Ya'la dengan sanad shahih, dan Ibnu Hibaan dalam Shahih-nya. Dan dishahihkan al Albani. Lihat Shohih Shahih at Targhib wat-Tarhib, hadits no.3589].
Syafa'at Kubra
Peristiwa di Padang Mahsyar sangatlah dahsyat. Sehingga, setelah mencapai puncaknya, manusia mencari orang yang dapat menjadi pemberi syafa'at, agar Allah mempercepat keputusanNya. Setiap umat mengikuti nabinya. Dijelaskan dalam hadits Ibnu 'Umar yang berbunyi:
إِنَّ النَّاسَ يَصِيرُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ جُثًا كُلُّ أُمَّةٍ تَتْبَعُ نَبِيَّهَا
Sungguh pada hari Kiamat, manusia menjadi berkelompok-kelompok. Setiap umat mengikuti nabi mereka. [HR al Bukhari].
Menusia pun akhirnya berusaha menemui Adam, Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa untuk dapat memintakan syafa'at kepada Allah, tetapi mereka semua menolak, hingga akhirnya manusia menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al Bukhari dan Muslim, dalam hadits yang berbunyi :
Pada hari Kiamat, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengumpulkan seluruh makhluknya, yang pertama sampai terakhir di satu tanah luas yang datar, hingga orang yang memanggil dapat memperdengarkan kepada mereka, dan orang dapat melihat mereka seluruhnya, dan matahari mendekat sehingga manusia mengalami kesusahan dan mencapai kekritisan, yang mereka tidak mampu dan tidak bisa menanggungnya.
Maka sebagian manusia berkata kepada yang lainnya: "Tidakkah kalian melihat keadaan kalian sekarang? Tidakkah kalian melihat yang telah menimpa kalian? Tidakkah kalian mencari orang yang dapat memintakaan syafa'at untuk kalian kepada Allah?"
Sebagian lainnya berkata : "Mari (kita) datangi Adam!" Lalu mereka menemui beliau, dan berkata: "Wahai Adam! Engkau adalah bapak (seluruh) manusia. Allah menciptakanmu dengan tanganNya dan meniupkan kepadamu dari ruh-ruhNya, serta memerintah para malaikat untuk sujud, dan malaikat pun sujud kepadamu. Mintalah kepada Rabb-mu syafaat untuk kami! Tidakkah engkau melihat keadaan kami? Tidakkah engkau lihat sampai sedemikian beratnya (yang menimpa kami)?"
Adam pun menjawab : "Sungguh, Rabb-ku telah murka pada hari ini, dengan kemurkaan yang belum pernah ada yang seperti ini sebelumnya, dan tidak juga setelahnya. Dia telah melarangku dari sebuah pohon, lalu aku langgar. Pergilah kepada Nuh," maka mereka pun menemui Nuh dan berkata : "Wahai Nuh! Engkau adalah rasul pertama (yang Allah utus) di bumi dan Allah menamakanmu hamba yang bersyukur. Maka mintakanlah untuk kami syafa'at kepada Rabb-mu, Tidakkah engkau melihat keadaan kami? Tidakkah engkau lihat sampai sedemikian beratnya (yang menimpa kami)?"
Nuh pun berkata kepada mereka: "Sungguh, Rabb-ku telah murka pada hari ini dengan kemurkaan yang belum pernah ada yang seperti ini sebelumnya, dan tidak juga setelahnya. Sungguh dahulu aku memiliki sebuah doa, yang aku gunakan untuk mendoakan keburukan kepada kaumku. Pergilah kalian kepada Ibrahim!"
Kemudian, mereka pun mendatanginya dan berkata : "Engkau adalah nabi dan kekasih Allah dari penduduk bumi. Maka mintakanlah syafa'at kepada Rabb-mu untuk kami! Tidakkah engkau melihat keadaan kami? Tidakkah engkau lihat sampai sedemikian beratnya (yang menimpa kami)?"
Ibrahim pun berkata kepada mereka : "Sungguh, Rabb-ku telah murka pada hari ini dengan kemurkaan yang belum pernah ada yang seperti ini sebelumnya, dan tidak juga setelahnya," lalu beliau menyampaikan beberapa kedustaannya (dan berkata): "Pergilah menemui selain aku. Pergilah kepada Musa!"
Mereka kemudian mendatangi Musa dan berkata : "Wahai Musa! Engkau adalah rasulullah. Allah memuliakan engkau atas sekalian manusia dengan kerasulan dan pembicaraanNya. Maka mintakanlah syafa'at untuk kami kepada Rabb-mu. Tidakkah engkau melihat keadaan kami? Tidakkah engkau lihat sampai sedemikian beratnya (yang menimpa kami)?"
Musa pun berkata kepada mereka: "Sungguh, Rabb-ku telah murka pada hari ini dengan kemurkaan yang belum pernah ada yang seperti ini sebelumnya, dan tidak juga setelahnya. Sungguh aku pernah membunuh jiwa yang tidak diperintahkan membunuhnya. Pergilah kalian kepada selain aku. Pergilah kepada Isa!"
Mereka pun kemudian menemui Isa dan berkata : Wahai Isa! Engkau adalah rasulullah dan engkau berbicara kepada manusia ketika bayi, dan (engkau adalah) kalimat Allah yang diberikan kepada Maryam, serta ruh dariNya. Maka mintakanlah syafa'at untuk kami kepada Rabb-mu! Tidakkah engkau melihat keadaan kami? Tidakkah engkau lihat sampai sedemikian beratnya (yang menimpa kami)?"
'Isa pun berkata kepada mereka : Sungguh, Rabb-ku telah murka pada hari ini dengan kemurkaan yang belum pernah ada yang seperti ini sebelumnya, dan tidak juga setelahnya". Beliau tidak menyebut satupun dosanya. (Lalu berkata),"Pergilah kepada selain aku. Pergilah kepada Muhammad!"
Lalu mereka menemuiku dan berkata : "Wahai Muhammad! Engkau adalah rasulullah dan penutup para nabi, serta orang yang telah diampuni dosanya yang lalu dan akan dating. Maka mintakanlah syafa'at kepada Rabb-mu untuk kami. Tidakkah engkau melihat keadaan kami? Tidakkah engkau lihat sampai sedemikian beratnya (yang menimpa kami)?"
"Maka aku pun pergi dan datang di bawah Al 'Arsy, lalu bersujud kepada Rabb-ku, kemudian Allah membukakan dan mengilhamkan kepadaku sesuatu dari puja dan pujian indah yang tidak diberikan kepada selain diriku sebelumnya. Kemudian ada yang berkata : 'Wahai Muhammad! Bangunlah! Mintalah, niscaya diberi dan mohonlah syafa'at, niscaya dikabulkan,' maka akupun bangun dan berkata : "Wahai Rabb-ku! Umatku, umatku!'." [HR al Bukhari dan Muslim, dan ini lafazh Muslim].
Setelah itu manusia menghadapi peristiwa lainnya, yaitu berupa pemaparan lembaran amalan, timbangan (mizan) dan lainnya.
Semoga
Allah Ta’ala memberikan hidayah taufiq dan pertolongan-Nya
kepada kita untuk menjadi bagian dari golongan yang mulia ini. Amin
Tiada ulasan:
Catat Ulasan